Awas, Kejahatan Siber Mengintai Kita
Pernah mendengar kejahatan siber?
Mungkin sebagian kamu sudah paham apa itu kejahatan siber dan mungkin juga masih ada yang belum tau apa sih kejahatan siber?
Kejahatan siber atau rekayasa sosial lebih gaulnya soceng (social Engineering) merupakan sebuah kejahatan di dunia maya yang bertujuan untuk mendapat keuntungan dari data pribadi seseorang seperti menguras rekening bank, meretas platform digital ataupun melakukan pinjaman online atas nama korbannya. Pelaku kejahatan biasanya menyamar menjadi pihak resmi suatu perbankan, e-commerce, maupun jasa keuangan untuk meyakinkan korban agar memberikan data pribadi.
Dulu saya pernah juga kena tipu dari soceng ini. Waktu itu jamannya aplikasi chat BBM, karena masih sedikit yang menggunakan bbm saya dengan mudahnya percaya ketika ada chat yang menyatakan jika saya menang undian 25 juta waktu itu dan benar- benar percaya jika yang menghubungi adalah pihak bank.
Kenapa saya bisa percaya?
Pertama modus seperti itu biasanya lewat jalur sms sedangkan chat BBm itu terasa mustahil seorang soceng bisa menebak pin BBM seseorang. Kedua mereka menelpon hanya diwaktu jam kerja saja, rentan waktu dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Seperti waktu itu sudah pukul 4 sore akhirnya mereka melanjutkan modus keesokan harinya sesuai jam kerja. Saya ingat Soceng jaman itu tidak meminta data pribadi seperti ktp, nomor rekening atau nomor pin atm, mereka meminta saya datang ke atm dan memasukkan nomor ponsel yang mereka berikan sebagai pengalihan transaksi sms banking saya. Saat itu saya jarang menabung di bank jadi hanya tersisa uang di rekening sekitar Rp 80.000. selang beberapa hari uang itu raib, hanya tersisa Rp 20.000, meskipun uang yang hilang segitu rasanya sakitnya tu di sini karena ketidakhati- hatian saya, uang di rekening bisa dicuri orang.
Kejahatan Siber kedua yang saya alami yaitu ketika pandemi Covid-19 sedang tinggi pada tahun 2021 lalu. Waktu itu Saya dan adik saya menderita Covid-19, tetapi gejala yang adik saya alami lebih parah daripada saya sampai dia sesak dan sulit bernapas. Untungnya salah satu teman menyarankan untuk menggunakan aplikasi kesehatan yang waktu itu memang ditunjuk pemerintah untuk membantu masyarakat yang terkena Covid-19. Lewat satu bulan setelah kami sembuh, saya mendapat telpon yang mengatasnamakan aplikasi tersebut. Mereka bilang saya terpilih sebagai pemenang untuk mendapatkan biaya pengobatan gratis di rumah sakit sebesar Rp 3.000.000 dan akan hangus dalam waktu enam bulan jika tidak digunakan.
Saya pikir buat apa ya hadiah itu, diuangkan juga tidak bisa karena hanya khusus untuk berobat. Masa iya saya berharap sakit dalam waktu 6 bulan hanya untuk menggunakan hadiah tersebut. Saya menolak dan bilang kasih ke orang lain saja yang mungkin lebih membutuhkan, eh, anehnya si mba nya menolak dan kekeh untuk saya mengambil hadiah itu, dia sih tidak minta uang administrasi tapi yang membuat saya curiga kok minta nomor rekening bank saya beserta pin atm dengan alasan untuk menyesuaikan data saya yang ada di aplikasi. lah buat saya lebih aneh, seingat saya tidak pernah memasukkan data pribadi seperti itu di aplikasi dan ini sudah tidak benar. Langsung saja saya tolak sampai si mba marah-marah dan langsung matikan sambungan telpon. Saya menyadari itu adalah modus penipuan cara baru yang perlu diwaspadai dan entah sudah berapa banyak korban yang tertipu dengan cara menguras rekening bank mereka.
Beberapa minggu lalu saya mau transfer uang di cabang bank BRI kota. Ketika masuk kok ramai sekali, pasti ngantri lama nih pikir saya, ternyata bukan antri buat setor tunai ke teller, tapi mereka sedang ikut penyuluhan digital tentang kejahatan Siber yang marak terjadi sekarang berupa gerakan #Nasabahbijak. Sambil nunggu nomor antrian dipanggil saya ikut menguping sedikit penyuluhan itu. Setelah memahami itu ternyata memang benar saya dulu sudah beberapa kali mengalami kejahatan siber dan jika tidak hati-hati maka uang di rekening saya akan terkuras habis, ya walaupun sempat terkuras.
Kejahatan siber itu ada banyak macam, tapi yang paling sering terjadi kejahatan siber di perbankan yang berbasis digital, uang yang raib pun tidak main-main dari puluhan sampai ratusan juta, berikut ini beberapa jenis kejahatan Siber yang sering terjadi:
- Skimming
- Phising
- One time password (OTP)
- Vishing
- Sim Swap
- Jangan pernah memberikan data untuk transaksi seperti pin, username, password, kode OTP nomor CVV/CVC, nomor dari expired date kartu ATM kepada siapapun.
- Hiraukan SMS, email dan telepon yang mengatasnamakan Bank BRI jika diminta PIN, kode OTP/CVV/CVC, nomor dan Expired date kartu ATM ataupun tautan yang diberikan dari pihak yang tidak dikenal.
- Berhati-hatilah dan hiraukan jika mendapatkan kode OTP tanpa melakukan transaksi apapun.
- Jangan pernah memposting tanggal lahir, nama gadis ibu kandung, nomor nik ktp, foto KTP dan lain-lain di akun sosial media.
- Bank BRI tidak pernah melakukan pengkinian data nasabah melalui sms maupun email dan BRI info hanya satu-satunya media informasi saldo.
- Bila mendapatkan aktivitas ataupun tautan yang mengatasnamakan BRI harap lapor ke contact center BRI 14017/1500017 atau callbri@bri.co.id.
- Gunakan password yang tidak bisa ditebak dan ubah secara berkala.
- Jangan asal klik Link dari pengirim yang tidak dikenal.
- Hindari menginput data pribadi seperti nama, user ID, paswaord, pin melalui website yang tidak dikenal.
- Lakukan update browser.
- Gunakan antivirus atau antimalware pada gadget yang digunakan.
- Jangan menyimpan User dan password pada browser.
- Dowload aplikasi terpercaya dari sumber.
Bila menemukan atau mendapat chatting, pemberitahuan dari akun palsu bisa langsung laporkan Akun tersebut berikut caranya:
Dengan melaporkan akun palsu yang mengatasnamakan Bank BRI setidaknya kita sedikit membantu saudara kita dari kejahatan Siber. Biar lebih tenang hatinya berikut ada tips buat yang punya rekening di bank BRI
- Registrasi sms atau notifikasi
Fungsinya dengan adanya sms atau notifikasi setiap transaksi yang terjadi di rekening akan diinformasikan ke nomor yang terdaftar.
-Gunakan BRImo a
Saat menerima bukti transaksi, segera cek saldo atau mutasi rekening nelalui BRImo, Jika saldo tidak bertambah atau transaksi tidak terdaftar pada mutasi rekening kita perlu curiga.
Oh ya, BRImo bukan hanya digunakan untuk mengecek transakasi ya, BRImo juga bisa digunakan untuk bertransaksi, seperti membuka rekening melalui aplikasi, tarik tunai tanpa kartu atm, info mutasi hingga 12 bulan, cek saldo rekening, transfer ( baik sesama BRI atau antarbank), maupun membayar berbagai tagihan, selain itu aplikasi BRImo bisa digunakan untuk membeli pulsa, topup, BRIZZI, Gopay, OVO, DANA, Link Aja, pembayaran QR, dan fitur-fitur menarik lainnya, namun berhati-hatilah saat menggunakan BRImo jangan sampai kecolongan, berikut tips yang dapat dilakukan untuk keamanan BRImo kamu.
- Download dan update Aplikasi BRImo di google play store maupun App store.
- Gunakan jaringan internet yang aman (Hindari penggunan Wi-Fi Publik).
- Jangan gunakan User id dan password yang mudah ditebak.
- Hindari penggunaan password berupa tanggal lahir.
- Rahasiakan User id, password dan pin BRImo dari siapapun.
- Ubah pin dan password secara berkala.
- Periksa mutasi rekening secara rutin.
- Aktifkan notifikasi sms
-Pastikan log out sempurna setelah menggunakan aplikasi BRImo.
Komentar
Posting Komentar