Pengkhianatan
Cahaya lampu bersinar temaram hanya menerangi sebagian ruangan. Di kursi meja makan Rudi duduk termenung ditemani secangkir kopi hitam pekat. Sesekali dilirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi pintu depan tetap diam tidak bergerak sama sekali. "Belum tidur bang?" Seorang gadis belia keluar dari salah satu ruangan. "Belum, kenapa Timah bangun jam segini?" Tanya Rudi kepada adik perempuannya. "Mau ke kamar mandi bang, aku kira abang sudah tidur dan lupa mematikan lampu karena masih terang. Apa menunggu bang Radit?" Rudi mengamati adiknya yang akan beranjak menjadi wanita dewasa, "iya, abang menunggu Radit." Setelah buang air kecil Fatimah duduk di kursi yang menghadap Rudi, "Bang Radit pulangnya pagi bang, karena dia buka usaha untuk cari uang tambahan, jadi lebih baik abang istirahat tidak usah ditunggu. Besok pagi saja kalau mau bicara." Saran Fatimah. "Apa Radit sering pulang pagi?" Fatimah mengang